Penerapan Thermo Electric Cooler (TEC) Sebagai Teknologi Berbiaya Rendah dan Ramah Lingkungan pada Sistem Pendingin Ruangan

  • Heri Kusnadi Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Sutomo University
  • Ojak Abdul Rozak Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Pamulang University
  • Juhana Juhana Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Pamulang University
  • Mukhlis Hardiansyah Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Pamulang University

Abstract

Penggunaan bahan kimia (refrigeran) yang tidak ramah lingkungan pada suatu sistem pendingin seperti Air Conditioner (AC) dapat merusak lapisan ozon di atmosfer bumi yang berdampak pada pemanasan global. Oleh karena itu, diperlukan sistem pendingin yang ramah lingkungan dalam penerapan teknologi modul pendingin Thermo Electric Cooler (TEC). TEC bila disuplai dengan tegangan DC (arus searah) satu sisi akan menjadi panas, sedangkan sisi lainnya akan menjadi dingin, untuk memaksimalkan proses pendinginan, sisi panas TEC harus diturunkan serendah mungkin dengan menggunakan fan, heatsink dan thermal pasta (minyak termal). Menggunakan 6 buah TEC 12 V 6A, dimensi 40 x 40 mm dan tebal 4 mm. TEC disusun secara paralel dan listrik disusun secara seri. TEC pada saat power suplai disambungkan ke sumber arus listrik, pengoperasian 6 TEC yang terpasang pada heatsink yang disusun secara paralel dan seri akan menyebabkan satu sisi menjadi dingin (panas diserap) dan sisi lainnya menjadi panas (panas dilepaskan). Apa yang menyebabkan sisi dingin TEC menjadi dingin adalah aliran elektron dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah. Untuk mengetahui suhu hasil dingin Peltier menggunakan sensor DHT22 dengan mikrokontroler Arduino dengan suhu terprogram yang otomatis mati dan hidup. Untuk pemutus atau saklar otomatis menggunakan relai 5 volts. penggunaan AC per hari (6 jam) dikenakan tarif Rp. 3.212 dan pemakaian AC selama sebulan (30 hari) setiap hari pemakaian 6 jam dikenakan tarif Rp. 96.360, sehingga dapat menikmati suasana yang aman dan nyaman dengan menggunakan teknologi sistem pendingin yang ramah lingkungan dan berbiaya rendah.

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] BPS, “Persentase Rumah Tangga yang Memiliki AC Menurut Provinsi dan Perilaku Menyalakan AC Dibawah 25 C,” Badan Pusat Statistik (BPS). Accessed: Apr. 14, 2024. [Online]. Available: https://www.bps.go.id/id/statistics-table/1/MjA1MyMx/persentase-rumah-tangga-yang-memiliki-ac-menurut-provinsi-dan-perilaku-menyalakan-ac-dibawah-25-c--2013-dan-2017.html
[2] A. Zakiah, “Analysis of Energy-Efficient House Layout Design in Tropical Climate,” DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), vol. 47, no. 1, pp. 11–18, Jun. 2021, doi: 10.9744/dimensi.47.1.11-18.
[3] S. Kumar and T. Singh, “Impact of Technology on Various Aspects of Human Life During Covid-19 Pandemic: A Survey,” Journal of Psychosocial Research, vol. 16, no. 1, pp. 127–142, 2021, doi: 10.32381/JPR.2021.16.01.12.
[4] C. Maheshwar, “The Problem of Contaminated Refrigerants,” 2018.
[5] Mark McLinden, “Refrigerants to the Rescue: Plugging the Ozone Hole,” National Institute of Standards and Technology (NIST). Accessed: Apr. 14, 2024. [Online]. Available: https://www.nist.gov/blogs/taking-measure/refrigerants-rescue-plugging-ozone-hole
[6] A. Pariona, “Effects of Global Warming on Humans,” World Atlas. Accessed: Apr. 14, 2024. [Online]. Available: https://www.worldatlas.com/articles/how-will-global-warming-affect-human-beings.html
[7] I. Terasaki, “Thermal Conductivity and Thermoelectric Power of Semiconductors,” 2011, pp. 1–33.
[8] M. Ahsani and A. P. Budijono, “Rancang Bangun Pendingin Ruangan Portable Dengan Memanfaatkan Efek Perbedaan Suhu Pada Thermo Electric Cooler (TEC),” JRM, vol. 3, no. 1, pp. 100–109, 2015.
[9] L. Nulhakim, “Uji Unjuk Kerja Pendingin Ruangan Berbasis Thermo Electric Cooling,” Jurnal SIMETRIS, vol. 8, no. 1, pp. 85–90, 2017.
[10] Dr. V. B. Vaidya et al., “Review on Development of Thermoelectric Air cooler,” Int J Res Appl Sci Eng Technol, vol. 10, no. 3, pp. 210–214, Mar. 2022, doi: 10.22214/ijraset.2022.40610.
[11] P. Pandya, J. Patel, N. Patel, V. Patel, and K. Parikh, “Design and Fabrication of Air Cooler and Heater Using Thermoelectric Effect,” Journal of Emerging Technologies and Innovative Research (JETIR), vol. 6, no. 5, pp. 519–522, 2019, [Online]. Available: www.jetir.org
[12] Magi, “A Guide for DHT22 Humidity and Temperature Sensor: DHT22 vs DHT11,” Utmel Electronic. Accessed: Apr. 14, 2024. [Online]. Available: https://www.utmel.com/components/a-guide-for-dht22-also-named-as-am2302-humidity-and-temperature-sensor-dht22-vs-dht11?id=1974
[13] A. Postolache, “DHT22 / AM2302 temperature and humidity sensor DHT22 temperature and humidity sensor for Arduino,” Boot & Work Corp. S.L. Accessed: Apr. 14, 2024. [Online]. Available: https://www.industrialshields.com/blog/arduino-industrial-1/dht22-am2302-temperature-and-humidity-sensor-224
[14] Atmel, “ATmega328P 8-bit AVR Microcontroller with 32K Bytes In-System Programmable Flash Datasheet,” 2015.
Published
2024-06-30
How to Cite
Kusnadi, H., Rozak, O., Juhana, J., & Hardiansyah, M. (2024). Penerapan Thermo Electric Cooler (TEC) Sebagai Teknologi Berbiaya Rendah dan Ramah Lingkungan pada Sistem Pendingin Ruangan. Jurnal Rekayasa Sistem & Industri (JRSI), 11(01), 1-7. doi:10.25124/jrsi.v11i01.591